Alat Musik Tradisional Bengkulu

Oleh Tri Agus Yogawasista


Provinsi Bengkulu juga merupakah Provinsi di Indonesia yang memiliki nama Ibu Kota yang sama dengan nama Provinsinya. Dan secara geografis Provinsi Bengkulu ini berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat di sebelah utaranya, dan berbatasan dengan Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan di sebelah timurnya, sedangkan Provinsi Lampung ada di sebelah selatan dari Bengkulu.

Alat-alat musik tradisional yang ada di Bengkulu tidak terlalu banyak. Bahkan hampir semua alat musik tradisional Bengkulu juga terdapat di wilayah lain di nusantara. Berikut nama-mana alat musik tradisional Bengkulu.

1. Dol

Dol (https://djangki.wordpress.com)

Zaman dahulu, dol hanya dimainkan saat perayaan Tabot, setiap 1-10 Muharram dalam rangka mengenang wafatnya Imam Hasan dan Imam Husen (cucu Nabi Muhammad saw.) dalam sebuah peperangan di Padang Karbala. Ritual ini selalu dilaksanakan setiap tahun karena dipercaya dapat menghindarkan berbagai kesulitan dan wabah penyakit.

Penabuh dol pun bukan sembarang orang melainkan keturunan tabot, yaitu warga Bengkulu keturunan India yang biasa disebut sipai. Dol memang dikenalkan kali pertama oleh masyarakat Muslim India yang datang ke Indonesia dibawa Pemerintah kolonial Inggris yang saat itu membangun Benteng Malborough. Mereka kemudian menikah dengan orang lokal Bengkulu dan garis keturunannya dikenal sebagai keluarga tabot. Hingga tahun 1970-an, musik dol hanya boleh dimainkan orang-orang yang memiliki hubungan darah dengan keluarga tabot tersebut.

Sekilas dol berbentuk seperti beduk. Berbentuk setengah bulat lonjong dan berhiaskan ornamen warna-warni. Dol terbuat dari kayu atau bonggol kelapa yang terkenal ringan namun kuat atau kadang juga terbuat dari kayu pohon nangka. Bonggol pohon kelapa dilubangi dan bagian atasnya lalu ditutup kulit sapi atau kulit kambing. Diameter dol terbesar bisa mencapai 70-125 cm dengan tinggi 80 cm dan alat pemukulnya berdiameter 5 cm dan panjangnya 30 cm.

Dimainkan dengan cara dipukul, ada 3 teknik dasar memainkan dol, yaitu: disebut suwena, tamatam, dan suwari. Jenis pukulan suwena biasanya untuk suasana berduka cita dengan tempo pukulan lambat; tamatam untuk suasana riang, konstan dan ritmenya cepat; sementara suwari adalah pukulan untuk perjalanan panjang dengan tempo pukulan satu-satu. Dalam pementasan dol, ada intsrumen lain yang ikut mengiringi, seperti tassa (sejenis rebana yang dipukul dengan rotan), dol berukuran kecil, serunai, dan lainnya.

2. Tessa


Tessa berbentuk seperti rebana, terbuat dari tembaga, besi plat atau alumunium, dan juga bisa dari kuali yang permukaannya ditutup degan kulit kambing yang telah dikeringkan. Alat musik ini digunakan bersama dengan Dol, untuk acara Tabot.

3. Redap (*)


Alat musik ini terbuat dari kayu, rotan dan kulit binatang. Redap serupa dengan rebana, keberadaannya di Bengkulu lebih dahulu dibandingkan dengan dol. Redap dimainkan untuk mengiringi kesenian safaral anam yaitu mengalunkan ayat-ayat suci Al-quran pada saat upacara bimbang gendang, yang dimainkan bersama dengan serunai dan gendang panjang.

Redap sedang dimainkan (https://www.youtube.com)

4. Kelintang (*)


Alat musik ini terbuat dari kuningan dan kayu. Alat musik ini mirip dengan bonang dalam gamelan Jawa, kelintang terdiri dari 4 bonang yang ditempatkan pada rak kayu dan dilengkapi dengan dua pemukul. Alat musik ini khas daerah Rejang Lebong dimainkan pada saat upacara pernikahan dan mengiringi tari andun, dan dundang benih (menyemai benih).

5. Terompet atau Serunai (*)

Terompet atau Serunai (https://budaya-indonesia.org)

Alat musik ini terbuat dari kayu dan kuningan. Serunai berbentuk terompet yang terdiri dari beberapa bagaian, yaitu corong suara dari kuningan, badan dari kayu yang dilengkapi dengan tujuh lubang nada, dan bagian yang ditiup. Serunai dimainkan pada saat upacara bimbang gendang dalam rangkaian acara pernikahan, selain itu dimainkan untuk mengiringi penyambutan tamu.

6. Gendang Panjang (*)


Alat musik ini terbuat dari kayu, kulit binatang, rotan. Alat musik ini berbentuk silindris dengan kepala ganda. Gendang panjang satu kesatuan dengan serunai yang dimainkan pada upacara bimbang gendang di pernikahan adat Bengkulu, selain itu dimainkan untuk mengiringi penyambutan tamu.

7. Genderang Perang (*)

Genderang Perang (https://budaya-indonesia.org)

Tidak jelas mengapa alat tabuh khas Bengkulu ini dinamakan alat musik perang (Slaginstrument) di Tropen Museum. Mungkin, pada zaman dahulu alat musik ini digunakan untuk memberi semangat penduduk Bengkulu saat berperang. Alat musik tradisional jenis ini yang masih sering terlihat adalah alat musik perang jenis Rebana, sering digunakan dalam kegiatan adat masyarakat Bengkulu dan di sekitarnya.

(*) Tambahan
Previous Post Next Post