Perhelatan ini memberikan sebuah presentasi mode yang berbeda, dengan balutan arahan seni visual pada layar oleh Jay Subyakto. Mangkasara juga merupakan bentuk apresiasi Elvara terhadap kekayaan budaya bangsa yang telah digelutinya sejak pertama berkarir di industri mode, khususnya seni ikat celup (tie-dye) yang terdapat di berbagai wilayah tanah air dengan ciri khasnya masing-masing.
Pada koleksi ini, Elvara didukung oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sulawesi Selatan yang bernaung dibawah Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan. Dekranasda memfasilitasi Elvara dengan kain sutra Bugis putih polos yang berasal dari 24 daerah binaan Dekranasda Sulawesi Selatan , kemudian Elvara mengolah kain tersebut ke dalam teknik ikat celup (tie-dye).
(https://lifestyle.liputan6.com)
Penggunaan material sutra Bugis belum pernah ia lakukan pada label sebelumnya. Hal ini merupakan tantangan tersendiri sekaligus peluang untuk membidik pangsa pasar yang lebih luas. “Kebudayaan Sulawesi Selatan menginspirasi saya untuk menciptakan koleksi Mangkasara. Lautnya yang biru, rumah-rumah Toraja bercat oranye dan merah-hitam , motif , corak dan warna kain tenun Bugis dan Makassar yang terang, tegas dan indah membuat saya ingin mengolahnya menjadi sesuatu yang bisa dinikmati oleh perempuan modern", ujar Elvara.
Tak hanya menerjemahkan corak, motif dan ragam hias dari kain tenun Bugis , gaya busana khas setempat juga membuat Elvara jatuh hati. "Saya sendiri senang dengan gaya baju Bodo dan ingin membuatnya lebih wearable", ujar Elvara menjelaskan.
(https://lifestyle.liputan6.com)
Makna
Mangkasara merupakan interpretasi Elvara akan keindahan wastra Sulawesi Selatan . Mangkasara yang memiliki arti "yang memiliki sifat terang " ini bukan serta merta memindahkan tenun Makassar dan Bugis dan menjahitnya menjadi sebuah busana. Elvara memiliki konsep yakni menerjemahkan motif , corak tenun dan ragam hias yang tampak pada kain Bugis, Makassar dan Mandar ke dalam teknik ikat celup yang dibuatnya. Corak Balo Lobang atau kotak kotak, corak Bombang atau zig zag yang menggambarkan lautan, motif belah ketupat, Bulu Bulu (perbukitan), dan motif segi tiga atau Cobo itu ditransformasikan oleh Elvara menggunakan bahan dasar kain sutra putih yang berasal dari Sengkang, Wajo- menjadi kain kain tie-dye yang indah, berwarna cerah : fuchsia, kuning, biru laut, oranye, ungu.Motif motif yang dibuatnya ini merupakan terobosan baru yang belum pernah dilihat pada kain jumputan manapun.
Elvara selalu ingin mengangkat motif tradisional agar memiliki cita rasa modern dan sejalan dengan trend yang sedang berlangsung di kota kota mode dunia . Baju Bodo dan sarung tidak diartikan nya secara harafiah melainkan memiliki bentuk baru seperti cropped / pendek, gombrong, berleher tinggi, atau menggunakan pola kotak dengan detail teknik moulage yang dikerjakan langsung pada mannequin.
(https://lifestyle.liputan6.com)
Gaya bersarung orang Makassar yang dibuat lipit kipas diterjemahkan menjadi gaun panjang detail lipit di bagian belakang , sarung juga menjelma dalam berbagai rok dan celana berpinggang tinggi yang terinspirasi dari cara orang Makassar mengikat sarung tepat di ulu hati. Tak hanya mengembangkan gaya busana perempuan saja, Elvara juga menggali inspirasi dari gaya berbusana pria Makassar tempo doeloe yang diwujudkannya dalam berbagai vest panjang dan jaket dengan dalaman kemeja putih organdi sutra.
Napas kekinian, kesan modern dan edgy yang sudah menjadi ciri Elvara (baik dalam berpakaian sehari hari ataupun pada rancangannya) juga dituangkan dalam koleksi Mangkasara ini.
(https://lifestyle.liputan6.com)
Melalui koleksi ini, Elvara mengharapkan apresiasi pecinta mode tanah air terhadap kekayaan budaya bangsa akan semakin bertambah. “Misi saya adalah menularkan rasa cinta pada tanah air kepada perempuan Indonesia, memperkenalkan warisan budaya kepada pecinta mode dan membuktikan bahwa kain yang berasal dari Indonesia (dalam hal ini sutra Bugis) bisa terlihat stylish apabila diolah dengan baik. Tentu hal ini harus disertai dengan riset dan pengembangan mendalam agar mode dan kebudayan bangsa dapat berkolaborasi dengan baik,” pungkasnya.
Sumber: Sukmainspirasi
Tags:
Wisata Mode