Pernah gak kamu membeli batik tulis tapi ternyata yang didapat batik cap atau malah printing. Sebel banget pastinya kan? Hal itu sering banget terjadi ketika kita tak bisa membedakan mana batik tulis dan mana yang bukan. Padahal dari segi teknik sangat berbeda antara ketiga batik tersebut. Kali ini, kita akan pelajari teknik batik tulis, dari mulai proses pekerjaan awal sampai jadi kain batik.
Untuk langkah awal, kain mori yang akan dibatik harus dipersiapkan terlebih dahulu. Untuk hasil kain batik yang maksimal kain perlu diketel (mencuci), dikanji (menganji), dan dikemplong (setrika). Kain diketel tujuannya untuk menghilangkan kanji dari pabrik yang melebihi ukuran standar, untuk kemudian diganti dengan kanji ringan. Cara menghilangkan kanji tersebut, kain direndam semalam dalam air bersih, kemudian pada pagi harinya dipukul-pukul lalu dibilas dengan air bersih. Kain akan memiliki daya serap warna yang lebih baik. Setelah itu kain dikanji agar malam tidak meresap ke dalan kain dan kelak malam ini mudah dihilangkan.
Nganji (Sumber: Handbook of Batik, BBKB Yogyakarta)
Kemudian kain dikemplong agar permukaan kain halus, rata, dan lemas dengan cara kain dipukul berulang-ulang.
Nggemplong (Sumber: Handbook of Batik, BBKB Yogyakarta)
Nah selanjutnya kita pelajari proses batik tulis yuk. Prosesnya mulai dari Nyoret, Ngolwong, Nembok, Medel, Mbironi, Nyoga, Nglorod. (hemmm bagi yang gak ngerti bahasa Jawa jangan ngeluh ya, soalnya banyak istilah-istilah menggunakan bahasa Jawanya....semangattt!).
1) Nyoret
Nyoret adalah menggambar pola pada kain yang siap untuk dibatik dengan pensil.
Nyoret (Sumber: https://ramdaffe.wordpress.com)
2) Nglowong
Nglowong adalah membatik garis-garis pola yang sudah digambar dengan menggunakan canting. Batik tulis dengan kualitas tinggi, biasanya dilakukan nglowong pada kedua sisi kainnya (bagian baik dan bagian buruk). Nglowong pada sebelah kain disebut juga ngengreng dan setelah selesai dilanjutkan dengan nerusi pada sebelah lainnya.
Nglowong (Sumber: https://kantongseni.blogspot.com)
3) Nembok adalah membatik bagian-bagian yang dikehendaki tetap bewarna putih sebelum dicelup dalam zat pewarnaan. Lapisan malam ini ibaratnya sebuah tembok, untuk menahan zat pewarnanya agar jangan sampai merembes kebagian-bagian yang tertutup malam.
Nembok (Sumber: https://catatan-teman-belajar.blogspot.com)
4) Medel
Medel adalah pencelupan pertama ke dalam zat pewarna. Tujuannya memberi warna biru tua sebagai warna dasar kain. Jaman dulu pekerjaan ini memakan waktu berhari-hari karena pewarna yang digunakan berasal dari tanaman indigo (dalam bahasa Jawa disebut tom). Zat pewarna semacam ini lambat sekali meresap kepada mori sehingga kain batik harus berulang dicelup. Kini dengan terdapatnya zat pewarna sintetis menjadi jauh lebih cepat meresapnya dan waktu pengerjaannya dapat diperpendek.
Medel (Sumber: Handbook of Batik, BBKB Yogyakarta)
5) Ngerok
Ngerok adalah menghilangkan malam klowong. Bagian yang akan disoga agar berwarna coklat, dikerok dengan Cawuk (semacam pisau tumpul dibuat dari seng), untuk menghilangkan malam.
Ngerok (Sumber: Handbook of Batik, BBKB Yogyakarta)
6) Mbironi
Mbironi adalah membatik bagian-bagian yang akan disoga. Pekerjaan mbironi dikerjakan juga pada kedua sisi kain.
Mbironi (Sumber: Handbook of Batik, BBKB Yogyakarta)
Hasil Kain Batik setelah Proses Mbironi
Hasil mbironi (Sumber: Handbook of Batik, BBKB Yogyakarta)
7) Menyoga
Menyoga adalah pencelupan warna kedua. Jaman dulu menggunakan soga alam yang tidak cukup dikerjakan satu dua kali saja, melainkan harus berulang-ulang. Tiap kali pencelupan, harus didahului dengan pengeringan di udara. Dengan memakai soga sintetis, waktu pencelupan dapat diperpendek sampai paling lama setengah jam. Istilah menyoga berasal dai soga ialah jenis pohon tertentu yang kulitnya dapat memberi warna coklat jika direndam dalam air.
Nyoga (Sumber: Handbook of Batik, BBKB Yogyakarta)
Hasil Kain Batik setelah Proses Menyoga
Hasil nyoga (Sumber: Handbook of Batik, BBKB Yogyakarta)
8) Nglorod
Nglorod adalah menghilangkan malam. Setelah mendapat warna-warna yang dikehendaki, maka kain batik masih harus mengalami pengerjaan yang terakhir. Malam yang masih ketinggalan pada kain, perlu dihilangkan sama sekali. Caranya ialah dengan memasukkannya dalam air mendidih.
Nglorod (Sumber: Handbook of Batik, BBKB Yogyakarta)
Hasil Kain Batik setelah Dilorod
(Sumber: Handbook of Batik, BBKB Yogyakarta)
Hasil nglorod Sekarang sudah tau kan kalo proses batik tulis tuh ribet dan lama. Wajar kan kalo harganya mahal. Jangan hanya melihat harga yang mahal namun lihatlah dan hargailah perjuangan para perajin batik untuk mengais rejeki untuk kehidupannya. Selain juga mereka turut melestarikan budaya bangsa, so kita juga harus bangga dan mau berpartisipasi utnuk melestarikan batik tulis ini ya....
Sumber: Fitinline
Tags:
Kreasi Batik