Memaknai Warisan Iwan Tirta


Mengenang maestro batik Iwan Tirta mengingatkan akan motif batik klasik yang ia angkat kembali. Motif adiluhung yang begitu identik dengan dirinya seakan menjadi jejak yang diwariskan kepada generasi penerus. Seperti yang terlihat pada rancangan Iwan tirta Private Collection di panggung Dewi Fashion Knights yang menjadi penutup perhelatan Jakarta Fashion Week 2015 lalu. Tema Hasta Brata, sebuah filosofi kepemimpinan alam semesta dituangkan dalam 12 rancangan batik dengan motif Pisang Bali Manggar latar Truntum yang mengandung makna past, present, dan future.




Motif Pisang Bali Manggar yang memiliki arti berulang-ulang dan Truntum sebagai gambaran kesetiaan merupakan implementasi dari filosofi Hasta Brata. Kerap dimaknai sebagai delapan sudut permata, Hasta Brata adalah simbol delapan elemen semesta, yakni Bhumi (bumi, bijaksana), Surya (matahari, sumber kehidupan), Chandra (bulan, pemberi semangat), Angkasa (langit, ketulusan), Maruta (angin, bertindak adil), Samudra (laut, sejuk dan memberi cinta kasih), Dahana (api, ketegasan dan kewibawaan), serta Kartika (bintang, penunjuk arah dan pemberi teladan). Delapan elemen inilah yang merupakan nilai dan pedoman tingkah laku yang patut dimiliki seorang pemimpin atau raja.




Batik motif inggil dengan dominasi warna hitam, sogan, dan prada diaplikasikan dalam wujud gaun dengan siluet yang membentuk lekuk tubuh dan aksentuasi pada bagian bahu yang menyerupai cape. Ada pula gaun panjang adaptasi model kimono yang dilengkapi kemeja pria potongan klasik dengan menonjolkan permainan motif dan warna.




Sumber: Fashionpromagazine
Previous Post Next Post