Batik Madura


Letak pulau Madura dekat sekali dengan Surabaya, dalam kitab negara kertagama terutama pada tambang 15, mengatakan bahwa Pulau Madura semula bersatu dengan tanah Jawa, ini menunjukkan bahwa pada tahun 1365an orang Madura dan orang Jawa merupakan bagian dari komonitas budaya yang sama.

Sekarang, untuk bepergiaan ke pulau sudah ada jembatan penyebrangan Suramadu (Surabaya Madura) hingga memudahkan untuk pergi kesana.

Sahabat GPS Wisata Indonesia, batik Madura akan dibahas dalam dua bagian yaitu Batik Madura Gentongan dan Batik Madura 3 Dimensi.

Batik Madura Gentongan



Keunikan Batik Madura yang tidak ditemukan di daerah lain adalah batik gentongan. Disebut batik gentongan karena proses pembuatannya yang menggunakan gentong sebagai alat untuk merendam kain. Teknik gentong hanya dilakukan untuk satu jenis warna saja, yaitu indigo. Teknik Gentong untuk pewarna batik hanya terdapat di dua tempat yang terletak di kecamatan Tanjung Bumi, kabupaten Bangkalan. Tidak diketahui secara pasti kapan dimulainya teknik ini di Madura. Biasanya gentong diwariskan secara turun-temurun. Hasil celupan indigo yang dilakukan pada gentong hasilnya utuh, awet, dan memiliki kepekatan merata.

Perendaman kain batik pada pewarna di dalam gentong dilakukan dalam waktu yang lama. Gentong yang sudah diberi air dan pewarna disimpan dalam ruangan tertutup. Ruangan harus benar-benar kedap cahaya. Pengrajin batik akan mencelup-celupkan kain di dalam air rendaman selama 24 jam. Ia harus mengulang proses tersebut keesokan harinya. Begitu seterusnya selama 6 bulan. Bahkan, ada yang melakukan proses ini selama setahun nonstop. Itu sebabnya, warna batik gentongan tahan sangat lama, bahkan hingga puluhan tahun.

Harganya? Jangan ditanya. Setelah melalui proses yang rumit dan memakan waktu lama, wajar saja kalau kain batik gentongan berharga jutaan rupiah. Batik gentongan berharga antara 2,5 juta hingga 5 juta rupiah bahkan lebih.

Batik gentongan memiliki ciri khas warna yang berani (colour full), pengerjaan yang halus, batik gentongan makin lama warnanya makin cemerlang meski kainnya telah rapuh dan memiliki aroma rempah-rempah karena perendaman. Motif-motifnya beragam, namun tidak dapat diketahui secara pasti apakah yang menjadi motif klasik batik gentongan. Seperti yang kebanyakan, motif kembang randu, burung hong, sik melaya, ola-ola dan banyak lagi.

Pada zaman dahulu, membatik menghabiskan waktu berbulan-bulan bahkan untuk batik gentongan bisa mencapai satu tahun proses hanya untuk sepotong batik. Hal ini karena motif yang sangat rumit dan detail. Luar biasa..... :). Dahulu batik menjadi pekerjaan perempuan di daerah itu untuk mengisi waktu luang menunggu suami mereka yang bekerja sebagai pelaut pergi ke daerah yang jauh, seperti ke pulau Kalimantan dan Sulawesi. Bagi perempuan Tanjungbumi, menunggu kedatangan suami merupakan saat-saat paling panjang dan menegangkan. Mereka selalu gelisah apakah suaminya bisa pulang kembali dengan selamat dan bisa membawa uang untuk menghidupi rumah tangganya. Untuk mengurangi rasa gelisah tersebut, akhirnya mereka mulai belajar membatik. Namun, hingga kini belum ada yang dapat memastikan kapan para istri itu mulai membatik. Selain itu masyarakat disana juga memiliki budaya, batik digunakan untuk simpanan. Yang diperlakukan sebagai emas atau tabungan. Atau disimpan untuk diserahkan kepada anak dan cucu, sebagai tanda kasih dan cinta ibu. Terutama bagi yang memiliki anak perawan, batik simpanan ini akan diberikan manakala mereka mulai berumah tangga. Batik menjadi salah satu sumber kekayaan dan kebanggaan mereka. Tak heran mereka melakukannya dengan sepenuh hati. Nilai ini semakin bergeser karena zaman, membatik bukan lagi sebagai tanda kasih dan cinta ibu, namun semata-mata untuk mencari uang. Nilai komersial ini menjadi salah satu sebab mengapa hasil penggarapan batik tidak lagi sebagus yang dahulu... sangat disayangkan yahhhh....L. Namun kegiatan yang dilakukan untuk membunuh waktu itu sekarang menjadi industri rakyat yang cukup besar.

Proses dalam pembuatan batik gentongan yaitu pertama melakukan proses perendaman kain mori menggunakan minyak nyamplong dan abu sisa pembakaran kayu dari tungku. Setelah itu baru kain diberi gambar motif (direngreng) pada kedua sisinya. Lalu diberi malam. Dan proses pewarnaan. Lamanya perendaman batik dalam gentong menentukan warna biru yang dikehendaki. Atau pewarnaan dengan warna lain yang direndam dengan warna tertentu lalu disikat hingga berulang-ulang agar didapat warna yang dikehendaki. Setelah didapatkan warna yang dikehendaki maka dilakukan proses lorotan yaitu melorotkan atau meluruhkan lilin atau malam dengan air mendidih. Baru kemudian dijemur dipanas matahari. Dari serangkaian panjang pembuatan batik di Tanjungbumi, pewarnaan menggunakan gentong merupakan proses paling penting dan sulit. Diperlukan ketekunan, ketelitian, serta keahlian meramu bahan-bahan pewarna alami atau soga alam. Warna merah bisa diambil dari kulit mengkudu, warna hijau dari kulit mundu dicampur tawas, biru dari daun tarum. Kepekaan warna dicapai dari lamanya waktu merendam. Kebanyakan batik Madura memilih warna terang, merah, kuning, hijau. Namun, batik gentongan memiliki warna yang beragam. Motif tarpoteh (latar belakang poteh/putih) misalnya, mencitrakan warna yang elegan, seperti hitam dan coklat pada motif-motifnya.

Pewarnaan dengan gentongan memerlukan waktu panjang, yaitu minimal enam bulan untuk satu kain batik. Selama itu pula, seorang pembatik harus berulang kali mencelupkan kain batik ke dalam gentongan lalu mengangin-anginkan di pekarangan rumah.

Proses gentongan ini sarat dengan mitos. Masyarakat setempat percaya bahwa sebelum proses pewarnaan dilakukan, mereka harus membuat ritual kecil agar proses pewarnaan berhasil dilakukan. Proses pewarnaan gentongan harus dihentikan selama satu minggu bila ada warga desa yang meninggal. Dari mitos itu terlihat bagaimana hubungan sosial masyarakat Madura yang penuh dengan toleransi. Ketika ada tetangga yang meninggal, pembatik tidak egois menyelesaikan pekerjaannya meski diburu target pesanan. Mereka ikut serta membantu tetangga yang berdukacita. Batik gentong hanya ada di Tanjungbumi, Madura, belum ditemukan dibuat di daerah lain. Ini dikarenakan air yang ada di pulau Madura. Air yang berkadar kapur tinggi sangat menguntungkan untuk proses pewarnaan. Warna menjadi lebih cemerlang. Sedangkan di daerah lain warnanya tidak dapat sebagus di Tanjungbumi.

Batik Tulis Gentongan Motif Kucing Merindu

(Sumber gambar: https://bagiilmu.blogspot.com)

Batik Tulis Gentongan dengan warna cerah dan unik

(Sumber gambar: https://www.indonesia.travel)

Gambar gentong tempat pewarnaan

Gentong tempat pewarnaan

Proses Pewarnaan Batik Gentongan pada Gentong

Proses pewarnaan (Sumber gambar: https://abduh1.blogspot.com)

Tiga generasi membatik bersama guna melestarikan batik 


3 Dimensi



Batik memiliki ciri khas yang mewakili daerah masing-masing asal batik. Biasanya hal ini dipengaruhi oleh lingkungan dan karakter masyarakat setempat yang pada akhirnya akan memiliki pengaruh besar pada hasil akhir dari batikan. Batik termasuk karya seni terapan dua dimensi, tapi seiring dengan perkembangan waktu, teknik membatik mulai berkembang dan salah satu hasilnya adalah batik tiga dimensi. Kali ini kita bahas tentang Batik Madura 3 dimensi atau lebih sering disebut batik 3D (treedi).

Madura tidak hanya dikenal dengan sate ataupun karapan sapinya. Madura memiliki budaya yang lain yaitu batik. Batik Madura termasuk batik pesisiran. Coraknya lebih pada corak flora dan fauna. Berkaitan dengan batik 3D, tiga dimensi yang dimaksud adalah pada hasil pewarnaannya. Batik 3D proses membatiknya dua kali, dan pewarnaan tiga kali atau lebih. Dalam batik tiga dimensi, faktor pewarnaan menjadi amat penting dan menuntut kecermatan. Tidak semua perajin batik bisa mengerjakannya. Batik Madura dikenal dengan warna-warnanya yang mencolok mata. Pada batik 3D, terdapat 4 hingga 5 warna sekaligus dalam satu kain. Hemmm nama kerennya bisa jadi rainbow batik.... :) Warna-warna terang seperti kuning, merah, hijau, biru, orange, ataupun ungu. Dalam selembar kain, bisa muncul warna yang kontras, yang tidak mungkin ditemukan pada kain batik pedalaman ataupun pesisiran di Jawa.

Rainbow batik

(sumber gambar: https://ivangauzitaufiq.wordpress.com)

Motif flora digambarkan seperti dedaunan, dan bunga-bungaan. Sedangkan motif fauna digambarkan seperti kepala, sayap dan ekor ayam. Penggabungan antara motif flora dan fauna juga sering dilakukan. Motif flora dan fauna terawat dengan baik, dikarenakan para perajin batik ini secara turun-temurun bermukim di kawasan pertanian. Masih terawatnya motif batik Madura yang lekat dengan flora dan fauna, boleh jadi karena budaya warisan leluhurnya. Indikasinya, lembaran batik tulis ini digarap oleh sebuah keluarga besar. Mereka terdiri dari nenek, anak bahkan cucu. Rame yaaa....dan kompak...sekeluarga membatik bersama....perlu dilestraikan :)

Batik 3D sangat ekspresif dibanding batik Jawa pada umumnya. Teknik coletan lebih banyak digunakan. Mungkin terlalu ekspresifnya malah tampak kasar atau tidak rapi mencoletnya, karena itulah karakter batik Madura.


Motif yang ekspresif

(sumber gambar: https://bintangbatik.file.wordpress.com)

Batik dengan efek 3 dimensi ini merupakan perpaduan 2 lapis pola yang berbeda. Lapis pertama yang langsung kelihatan mata adalah red triangles dengan bunga-bunga di setiap sudutnya. Lapis kedua yang ada di bawahnya adalah pola daun-daun hitam & bintik putih. Motif yang sangat simple namun artistik. Batik 3D ini terlihat eksotik saat diaplikasikan menjadi sebuah busana ataupun gaun. Batik ini cocok sekali dipakai oleh segala usia, tua maupun muda.... hemmm batik sepanjang masa yahhh....

Perpaduan 2 lapis pola

(sumber gambar: https://mirahbiru4batikmadura.wordpress.com)

Ciri khas Batik Madura dapat dilihat dari 2 hal, yaitu warna dan motif. Dari motif dapat dilihat dari banyaknya tarikan garis pada satu desain Batik. Ciri khas lainnya adalah banyaknya garis yang terpampang dalam satu desainnya. Tiap desain batik tersebut pun memiliki cerita masing-masing yang menggambarkan keseharian rakyat Madura. Dengan pewarnaan yang tajam dan didominasi dengan warna hitam dan merah yang kuat. Selain dari Madura, beberapa daerah lain juga memproduksi batik 3D, misalnya daerah Malang dan Cirebon. Batik 3D ini termasuk batik 3D kontemporer. Salah satu contohnya adalah perpaduan antara motif flora dan motif spiderman dengan warna dasar merah. Batik ini berasal dari daerah Malang.
Motif spiderman

(Sumber gambar: https://3.bp.blogspot.com)

Batik Tulis Mega Mendung Tiga Dimensi Kupu Orange, batik tulis cirebon dengan motif kupu-kupu dan mega mendung wadasan. Batik ini terlihat seperti 3 dimensi karena disertai titik-titik pada motif batiknya. Batik yang unik dan menarik.

Keindahan batik madura dapat kita temui di berbagai pelosok Pulau Madura seperti Pamekasan, Bangkalan, Sumenep, dan Sampang. Terutama di daerah Tanjungbumi (Bangkalan) dan di Pamekasan. Wouwww nanti kapan-kapan jalan-jalan ke Madura terus belanja batik dehhh.... :)


Pasar batik

(sumber gambar: https://tanahair.kompas.com)

Aktivitas jual beli batik di Pasar 17 Agustus, Pamekasan, Madura, yang buka tiap hari Kamis dan Minggu. Perajin batik tulis di Madura masih mengandalkan pasar tradisional untuk memasarkan batik.

Sumber: Fitinline-1 dan Fitinline-2

Previous Post Next Post