Wisatawan memadati pantai Senggigi, Lombok Barat, NTB (FOTO ANTARA/Ahmad Subaidi )
Mataram (Antara News) - Bupati Lombok Barat H Zaini Arony mengatakan pihaknya mendukung Festival Internasional Arsitektur Bambu yang akan digelar 1 - 14 Desember 2013 di objek wisata Senggigi.
"Sebagai tuan rumah kami berkepentingan terhadap festival tersebut, karena akan memberikan nilai tambah bagi perekonomian dan daya tarik kabupaten yang merupakan pusat pariwisata NTB yang menargetkan kunjungan hingga dua juta wisatawan pada 2015," katanya di Mataram, Rabu.
Ia mengatakan, kegiatan ini akan memantapkan Kabupaten Lombok Barat sebagai sentra wisata NTB dengan meningkatkan apresiasi dan pemanfaatan material bambu sebagai kearifan lokal oleh masyarakat, namun dengan menjaga lingkungan agar tetap lestari.
Menurut dia, pengembangan ekonomik reatif berbasis desain ini akan memberikan kontribusi signifikan bagi masyarakat Lombok dan pariwisata di Indonesia.
Direktur Marketing Propan Raya (perusahaan cat) Imanto menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan ini dengan meluncurkan produk berkualitas "Bamboo Kote", bambu addition promotor yang merupakan cat ramah lingkungan berbahan dasar air yang disain khusus sebagai lapisan dasar (adhesion promotor) untuk permukaan kulit bambu.
"Produk ini diciptakan untuk menjawab permintaan dari khalayak pecinta bambu untuk dapat memberikan nilai tambah dan memberikan perlindungan terhadap keindahan dari elemen bambu baik di enterior maupun eksterior," katanya.
Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Harry Waluyo mengatakan, sebagai salah satu dari 15 industri kreatif yang akan dikelola oleh pemerintah, subsektor arsitektur akan enjadi bagian dari ekonomi kreatif berbasis Media, Desain, dan Iptek (MDI).
Angka sementara tahun 2012 menyatakan kontribusi sub sektor arsitektur terhadap industri kreatif adalah 4,2 persen dengan nilai Rp19,9 triliun.
"Kemeparekraf berharap kegiatan ini bisa berkontribusi positif terhadap peningkatan desain inovatif Indonesia baik secara kualitas maupun kuantitas, peningkatan kapasitas desainer," kata Harry.
Selain itu peningkatan apresiasi pemangku kepentingan dan masyarakat, dan peningkatan nilai ekonomi melalui komersialisasi dan nilai sosial karena multiplier effect.
Kemenparekraf juga mendukung dan mengajak semua pemangku kepentingan sektor pariwisata dan ekonomik reatif baik pemerintah, badan usaha milik negara dan swasta nasional agar turut berpartisipasi mendukung suksesnya kegiatan ini.
Rangkaian festival tersebut akan dimulai dengan jamuan makan malam oleh Bupati Lombok Barat di Taman Narmada, pada 1 Desember 2013, dilanjutkan denmgan acara Seminar di Hotel Santosa, Senggigi dengan pembicara Prof DR Elizabeth A Wijaya Ahli Taksonomi Bambu Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Selain itu, katanya, Budi Pradono, (Arsitek Profesional, Kurator), YoriAntar, (Arsitek Profesional) dan Dirk E. Hebel, (Assistant Professor of Architecture and Construction ETH Zurich/FCL Singapore).
Sementara Workshop akan berlangsung 3 - 5 Desember 2013 dengan pembicara Budi Pradono, Pon Sapriamulya Purajatnika, Pathurahman, Asmudjo Jono Irianto, Yoka Sara, Purwito dan peserta dari berbagai kalangan termasuk profesional dan mahasiswa arsitek dan arsitektur lanskap, kontraktor, pengembang dan masyarakat umum.
Sumber: AntaraNews
"Sebagai tuan rumah kami berkepentingan terhadap festival tersebut, karena akan memberikan nilai tambah bagi perekonomian dan daya tarik kabupaten yang merupakan pusat pariwisata NTB yang menargetkan kunjungan hingga dua juta wisatawan pada 2015," katanya di Mataram, Rabu.
Ia mengatakan, kegiatan ini akan memantapkan Kabupaten Lombok Barat sebagai sentra wisata NTB dengan meningkatkan apresiasi dan pemanfaatan material bambu sebagai kearifan lokal oleh masyarakat, namun dengan menjaga lingkungan agar tetap lestari.
Menurut dia, pengembangan ekonomik reatif berbasis desain ini akan memberikan kontribusi signifikan bagi masyarakat Lombok dan pariwisata di Indonesia.
Direktur Marketing Propan Raya (perusahaan cat) Imanto menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan ini dengan meluncurkan produk berkualitas "Bamboo Kote", bambu addition promotor yang merupakan cat ramah lingkungan berbahan dasar air yang disain khusus sebagai lapisan dasar (adhesion promotor) untuk permukaan kulit bambu.
"Produk ini diciptakan untuk menjawab permintaan dari khalayak pecinta bambu untuk dapat memberikan nilai tambah dan memberikan perlindungan terhadap keindahan dari elemen bambu baik di enterior maupun eksterior," katanya.
Dirjen Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Harry Waluyo mengatakan, sebagai salah satu dari 15 industri kreatif yang akan dikelola oleh pemerintah, subsektor arsitektur akan enjadi bagian dari ekonomi kreatif berbasis Media, Desain, dan Iptek (MDI).
Angka sementara tahun 2012 menyatakan kontribusi sub sektor arsitektur terhadap industri kreatif adalah 4,2 persen dengan nilai Rp19,9 triliun.
"Kemeparekraf berharap kegiatan ini bisa berkontribusi positif terhadap peningkatan desain inovatif Indonesia baik secara kualitas maupun kuantitas, peningkatan kapasitas desainer," kata Harry.
Selain itu peningkatan apresiasi pemangku kepentingan dan masyarakat, dan peningkatan nilai ekonomi melalui komersialisasi dan nilai sosial karena multiplier effect.
Kemenparekraf juga mendukung dan mengajak semua pemangku kepentingan sektor pariwisata dan ekonomik reatif baik pemerintah, badan usaha milik negara dan swasta nasional agar turut berpartisipasi mendukung suksesnya kegiatan ini.
Rangkaian festival tersebut akan dimulai dengan jamuan makan malam oleh Bupati Lombok Barat di Taman Narmada, pada 1 Desember 2013, dilanjutkan denmgan acara Seminar di Hotel Santosa, Senggigi dengan pembicara Prof DR Elizabeth A Wijaya Ahli Taksonomi Bambu Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Selain itu, katanya, Budi Pradono, (Arsitek Profesional, Kurator), YoriAntar, (Arsitek Profesional) dan Dirk E. Hebel, (Assistant Professor of Architecture and Construction ETH Zurich/FCL Singapore).
Sementara Workshop akan berlangsung 3 - 5 Desember 2013 dengan pembicara Budi Pradono, Pon Sapriamulya Purajatnika, Pathurahman, Asmudjo Jono Irianto, Yoka Sara, Purwito dan peserta dari berbagai kalangan termasuk profesional dan mahasiswa arsitek dan arsitektur lanskap, kontraktor, pengembang dan masyarakat umum.
Sumber: AntaraNews
Tags:
Berita Wisata